Rabu, 01 Juli 2020

Adiwiyata







Adiwiyata bermakna sebagai tempat yang baik dan ideal, di mana dapat diperoleh segala ilmu pe­nge­tahuan dan berbagai norma, serta etika yang dapat menjadi dasar manusia untuk menuju terciptanya ke­se­jahteraan hidup dalam menuju cita-cita pembangunan yang berkelanjutan.

Dengan demikian, se­ko­lah Adiwiyata merupakan tempat me­wujudkan war­­ga se­k­olah yang bertanggung jawab dalam upa­ya Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hi­dup (PPLH) melalui tata kelola sekolah yang baik untuk men­dukung pembangunan yang berkelanjutan di Indonesia.

SMP Negeri 1 Kerjo adalah salah satu sekolah yang berupaya untuk Pembinaan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan / Sekolah Adiwiyata, dalam hal ini SMP N 1 Kerjo memberikan pemahan tentang bagaimana mewujudkan sekolah Adiwi­yata tersebut? Ada dua prinsip dasar dari program Adiwiyata.

  1. Pertama, partisipatif. Warga sekolah ter­libat dalam manajemen sekolah melalui proses pe­­rencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai de­ngan tanggung jawab dan peran.
  2. Kedua, berke­lan­ju­tan. Keseluruhan kegiatan harus dilakukan se­ca­ra terus menerus secara kom­prehensif. 
Berdasarkan kedua prinsip tersebut, maka di­tetapkan empat komponen standar yang menjadi satu kesatuan dalam mencapai sekolah Adiwiyata.
 
Yakni, komponen pertama kebijakan berwa­wasan lingkungan dengan stan­dar kurikulum tingkat sa­tuan pendidikan (KTSP) yang memuat upaya PPLH dan alo­ka­si rencana kegiatan anggaran sekolah (RAKS) yang me­n­­­­dukung upaya PPLH ter­­­se­­but. Komponen kedua be­rupa pe­lak­sanaan ku­riku­lum ber­basis ling­kungan de­ngan stan­dar guru; mempunyai kom­petensi da­lam me­ngem­bang­kan ke­giatan pem­bela­jaran lingku­ngan hi­dup dan siswa yang telah mela­ku­kan ke­giatan pem­­belajaran ten­tang PPLH.
 
Komponen ketiga adalah kegiatan lingkungan berbasis partisipatif dengan standar pe­laksanaan kegiatan PPLH yang terencana bagi warga se­kolah dan menjalin kemitraan dalam upaya PPLH dengan berbagai pihak (masyarakat, pemerin­tah, swasta, media, sekolah lain). Komponen terakhir be­ru­pa pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan de­ngan standar ketersediaan sarana prasarana pendukung yang ramah lingkungan dan pe­ningkatan kualitas pe­nge­lolaan sarana dan prasarana yang ramah lingkungan di se­kolah. Dengan demikian, se­kolah Adiwiyata bukanlah se­k­olah instan/dadakan, tetapi me­m­erlukan proses.
 
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Kerjo Bapak Drs. Sri Muladi, M.Pd berpesan kepada seluruh warga sekolah khususnya warga SMP Negeri 1 Kerjo, apa yang sudah dilakukan te­ruslah dikembangkan dan di­pertahankan untuk tetap men­jadi sekolah Adiwiyata. Pe­­kerjaan menjaga dan mem­per­­tahankan merupakan pe­ker­jaan yang sulit karena kita sering alpa dan merasa puas terhadap hasil yang dipe­roleh. Sa­dari bahwa pia­gam bukan ha­sil akhir, tetapi apresiasi pe­merintah atas apa yang su­dah dilakukan warga seko­lah sela­ma ini. Hasil yang terbaik adalah mengubah sikap dan pe­rilaku warga sekolah yang pe­duli dan berbudaya ling­kungan dalam kehidupan se­ha­­ri-hari baik semasa berada di se­kolah maupun di luar se­kolah. Karena itu, diper­lukan pro­ses pemahaman, penya­da­ran, dan perubahan sikap dan perilaku tersebut. Jadi, ti­dak cukup dengan menghapal visi dan misi baru sekolah akibat mengikuti program sekolah Adiwiyata.Diharapakan dengan penuh kesadaran bahwa di lingkungan sekolah dapat tetap terus menanamkan rasa peduli terhadah lingkungan.

Heri Sujadi

Author & Editor

Membaca adalah jendela dunia. Tetapi tidak hanya itu, membaca juga adalah sebuah kunci yang dapat membuka pintu-pintu rahasia ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan

0 komentar:

Posting Komentar